Dalam beberapa tahun terakhir, token mata uang kripto telah mengambil posisi penting dalam sistem finansial dunia. Token atau uang kripto ini digunakan sebagai alat tukar pada blockchain. Di antara semua mata uang kripto yang ada, USDC dan USDT adalah di antara yang banyak menarik perhatian karena sama-sama diklaim sebagai stablecoin.
Maksud dari stablecoin di sini yaitu memiliki nilai tukar yang stabil. Stabil dalam artian, bahwa nilai tukarnya selalu sama mengikuti mata uang yang ada di dunia nyata. Di sini, baik USDC maupun USDT sama-sama berpatokan pada USD. Lalu, apa yang membedakan kedua token kripto ini? Simak penjelasannya berikut:
1. Pengembang
Dilihat dari masing-masing namanya, bisa ditebak bahwa USDC dan USDT memiliki pengembang yang berbeda. Jika USDC dikembangkan oleh Centre, yang didirikan oleh perusahaan Circle and Coinbase. Sementara itu, pengembang USDT adalah Tether Limited, itulah mengapa USDT juga seringkali disebut sebagai tether.
2. Tahun Launching
Perbedaan lain antara USDC dan USDT adalah kapan kedua token ini diluncurkan. Dilihat dari lama peredarannya, USDT sedikit lebih ‘tua’ dibandingkan USDC. USDT diluncurkan pada 2014, sementara USDC baru muncul 4 tahun kemudian, pada 2018.
3. Proses Audit
Sama seperti perusahaan keuangan pada umumnya, dalam peredaran mata uang kripto, juga harus ada pihak yang berperan sebagai auditor. Dalam hal ini, Tether menggandeng Freeh Sporkin & Sullivan LLP untuk melakukan proses audit USDT. Sementara itu, Centre menunjuk Grant Thornton yang merupakan salah satu firma konsultan keuangan terbaik dunia sebagai auditor.
Baca juga : No Ribet! Cara Cek Kode Tas Louis Vuitton Hari Ini
Yang menarik banyak perhatian adalah periode audit yang dilakukan oleh Tether dan Centre. Jika Centre secara berkala mengupdate hasil audit USDC setiap bulannya di website Circle, maka tidak demikian halnya dengan Tether. Tidak diketahui dengan jelas kapan dan setiap berapa kurun waktu USDT diaudit, sehingga hal ini menimbulkan banyak kecemasan.
4. Blockchain yang Digunakan
Seperti yang sudah disinggung sejak awal, stablecoin USDC dan USDT adalah sama-sama digunakan sebagai alat tukar pada blockchain. Hanya saja, blockchain yang digunakan oleh kedua token ini tidak sepenuhnya sama.
USDC hanya bisa ditemukan peredarannya di Ethereum, Solana, dan Algorand. Di sisi lain, pilihan blockchain USDT lebih beragam dengan Bitcoin, Ethereum, OMG, EOS, Algorand, Tron, dan SLP.
Adanya perbedaan pada pilihan blockchain ini memberikan berbagai manfaat dan kemudahan kepada orang yang menggunakannya. Adapun manfaat yang banyak diburu adalah kecepatan waktu transaksi beserta utilitasnya.
5. Nilai Peredaran Token Mata Uang
Meskipun USDT tidak memberitakan bagaimana hasil proses audit yang dilakukan, nyatakan peredaran token ini cukup tinggi. Hingga kuartal II tahun 2021 lalu, tercatat ada 62,20 miliar USDT yang beredar di pasar. Nilai tersebut lebih dari 3 kali lipat nilai peredaran yang dimiliki oleh USDC yang hanya mencapai angka 26,09 miliar.
Kendati demikian, keduanya mencatatkan nilai yang sama-sama fantastis. Nilai peredaran USDT yang ada, menjadikan token ini sebagai yang tertinggi di pasaran stablecoin. Untuk peringkat keduanya, diduduki oleh USDC. Nilai peredaran USDT yang lebih besar dianggap wajar jika melihat lama waktu peredaran serta blockchain yang digunakan.
Dari sini dapat ditarik garis besar, bahwa USDC maupun USDT, memiliki konsep yang sama. Kedua token ini juga masuk dalam tipe yang sama, yaitu fiat-collateralized. Selain itu, keduanya juga sama-sama berusaha lebih ramah pada transaksi tradisional, namun di sisi lain tetap berada pada ekosistem mata uang kripto.