Ternyata! Ini Alasan Trader Tidak Ikuti Trading Plan

by -80 Views
by
Hosting Unlimited Indonesia

Trading plan adalah salah satu elemen paling penting dalam aktivitas trading yang sukses. Rencana ini dirancang untuk mengatur strategi, menetapkan tujuan, serta mengelola risiko dan emosi agar trader dapat membuat keputusan yang rasional dan disiplin. Namun, banyak trader yang sering kali gagal mengikuti trading plan yang telah mereka buat sendiri, bahkan ketika mereka tahu betapa pentingnya hal tersebut. Mengapa ini terjadi?

Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa banyak trader tidak mengikuti trading plan mereka:

  1. Emosi yang Tidak Terkendali

Salah satu alasan utama mengapa trader gagal mengikuti rencana trading adalah karena emosi. Perasaan seperti ketakutan, keserakahan, dan ketidakpastian sering kali mendominasi pikiran seorang trader, membuat mereka melenceng dari rencana awal. Misalnya, ketika pasar bergerak melawan posisi mereka, ketakutan akan kehilangan uang bisa membuat trader menutup posisi lebih awal, meskipun rencana trading awal menetapkan bahwa mereka harus tetap menahan posisi tersebut.

Sebaliknya, keserakahan dapat menyebabkan trader memperpanjang posisi pemenang lebih lama daripada yang direncanakan, yang sering kali berakhir dengan kerugian ketika harga berbalik arah. Emosi yang tidak terkendali dapat membuat keputusan trading menjadi impulsif dan merusak disiplin yang dibangun melalui trading plan.

  1. Kurangnya Disiplin

Trading memerlukan disiplin tinggi agar seorang trader tetap berpegang pada rencana dan tidak tergoda untuk melakukan trading yang tidak direncanakan. Namun, banyak trader yang kurang disiplin, terutama ketika mereka melihat peluang yang tampaknya menjanjikan keuntungan cepat. Trader mungkin tergoda untuk melompat ke dalam trading tanpa mempertimbangkan aturan-aturan dalam rencana mereka, atau mereka mungkin mengubah strategi saat tengah jalan karena dorongan ingin mendapatkan keuntungan lebih cepat.

Kurangnya disiplin ini sering kali disebabkan oleh ketidaksabaran atau keinginan untuk “membalas” kerugian yang baru saja dialami. Hal ini justru dapat membuat trader semakin jauh dari trading plan yang sudah disusun dengan hati-hati.

  1. Tidak Percaya pada Rencana Sendiri

Ketika trader membuat rencana trading, mereka cenderung yakin pada strategi yang telah mereka pilih. Namun, ketika pasar mulai bergerak dan menghadirkan tantangan, rasa tidak percaya terhadap rencana tersebut bisa muncul. Jika strategi yang diikuti tidak segera menghasilkan keuntungan, trader bisa mulai meragukan keefektifan rencana mereka dan beralih ke strategi lain atau mulai bereksperimen dengan pendekatan yang berbeda.

Rasa tidak percaya ini sering kali disebabkan oleh kurangnya pengalaman atau kurangnya pengujian strategi secara menyeluruh sebelum digunakan dalam live trading. Akibatnya, trader yang tidak yakin dengan rencana mereka sendiri cenderung cepat mengabaikan rencana tersebut begitu menghadapi tantangan kecil.

  1. Mengabaikan Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah bagian penting dari setiap trading plan. Ini mencakup penentuan ukuran posisi, penetapan stop-loss, dan penyesuaian leverage. Namun, banyak trader cenderung mengabaikan elemen ini, terutama ketika mereka merasa terlalu percaya diri terhadap potensi keuntungan dari trading tertentu.

Sikap terlalu percaya diri ini bisa menyebabkan trader mengambil risiko lebih besar dari yang seharusnya, misalnya dengan memperbesar ukuran posisi atau tidak menetapkan stop-loss. Akibatnya, ketika pasar bergerak melawan mereka, kerugian yang dialami jauh lebih besar daripada yang mampu mereka tanggung. Mengabaikan manajemen risiko adalah salah satu cara tercepat untuk merusak rencana trading dan merusak modal.

  1. Overtrading

Overtrading adalah kecenderungan untuk melakukan terlalu banyak transaksi dalam waktu singkat, sering kali tanpa dasar analisis yang kuat. Ini terjadi ketika trader merasa tidak sabar atau ingin segera memanfaatkan setiap pergerakan kecil di pasar. Meskipun trading plan biasanya dirancang untuk mengatur frekuensi trading berdasarkan sinyal-sinyal yang valid, banyak trader yang cenderung melakukan trading lebih sering dari yang diperlukan.

Overtrading bisa disebabkan oleh keserakahan, ketidakmampuan untuk menerima kerugian, atau perasaan bahwa mereka harus terus aktif di pasar agar tidak ketinggalan peluang. Padahal, terlalu banyak trading tanpa dasar yang kuat justru bisa merusak profitabilitas secara keseluruhan.

  1. Tidak Meninjau dan Mengevaluasi Trading Plan

Rencana trading bukanlah dokumen statis; rencana tersebut perlu ditinjau dan diperbarui secara berkala. Namun, beberapa trader merasa malas atau terlalu sibuk untuk mengevaluasi dan memperbaiki trading plan mereka. Akibatnya, mereka terus menggunakan strategi yang mungkin tidak lagi relevan dengan kondisi pasar saat ini.

Ketika rencana tidak diperbarui, trader mungkin merasa ragu untuk mengikutinya karena mereka tidak yakin apakah strategi tersebut masih efektif. Hal ini bisa menyebabkan trader membuat keputusan di luar rencana atau mengabaikan aturan yang sudah ada.

  1. Keinginan untuk Membalas Kerugian

Setelah mengalami kerugian, banyak trader merasa terdorong untuk segera “membalas” kerugian tersebut dengan mengambil risiko yang lebih besar. Mereka mungkin melakukan trading yang lebih agresif atau membuka posisi tanpa analisis yang matang, hanya demi mendapatkan kembali uang yang hilang. Perilaku seperti ini dikenal sebagai “revenge trading” dan sering kali mengabaikan trading plan yang telah disusun.

Keinginan untuk membalas kerugian ini berbahaya karena sering kali mengarah pada kerugian yang lebih besar. Alih-alih mengambil langkah yang rasional, trader terdorong oleh emosi dan mengambil risiko yang tidak perlu.

Ada banyak alasan mengapa trader sering kali tidak mengikuti trading plan, mulai dari emosi yang tidak terkendali, kurangnya disiplin, hingga keinginan untuk segera memulihkan kerugian. Namun, mengabaikan trading plan adalah salah satu kesalahan terbesar yang bisa dilakukan trader, karena rencana tersebut adalah alat yang dirancang untuk menjaga konsistensi dan manajemen risiko.

Untuk menghindari jebakan ini, penting bagi trader untuk terus mengasah disiplin, mengendalikan emosi, dan mempercayai rencana yang telah mereka buat. Dengan mengikuti trading plan secara konsisten, trader dapat meningkatkan peluang kesuksesan jangka panjang dan meminimalkan kerugian yang tidak perlu.

 

No More Posts Available.

No more pages to load.