Studi biologi tentang pengklasifikasian organisme secara khusus dipelajari pada cabang ilmu takstonomi. Pengklasifikasian organisme telah dimulai sejak era Aristoteles pada abad ke-4 SM. Namnun, pengklasifikasian organisme secara modern mulai dikenal setelah Carolus Linnaeus menemukan sistem klasifikasi yang baku sehingga ia kemudia dikeanl sebagai Bapak Takstonomi.
Salah satu tujuan pengklasifikasian adalah untuk menyederhanakan objek studi tentang organisme yang beragam sehingga mudah dipelajari dan diidentifikasi. Proses pengklasifikasian dilakukan berdasarkan pada beberapa persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki organisme. Adapun tahap-tahap pengklasifikasian tersebut adalah identifikasi, pengelompokan, dan pemberian nama kelompok.
Identifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan gambar, spesimen awetan, atau kunci identifikasi. Kunci identifikasi (disebut juga kunci dikotom karena menggunakan ciri-ciri takstonomi yang berlawanan) merupakan cara yang paling sering digunakan ilmuwan dalam menentukan berbagai tingkatan takson.
Setiap pemberian nama organisme secara ilmiah selalu mengacu pada aturan binomial nomenklatur, yaitu sebagai berikut.
- Nama harus memuat nama umum (menunjukkan genus) dan nama spesifik (menunjukkan spesies).
- Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan.
- Huruf awal nama pertama ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf lainnya dengan huruf kecil.
- Nama genus dan spesies ditulis dengan huruf miring atau diberi garis bawah.
- Jika nama terdiri atas tiga kata, maka kata kedua dan ketiga dituls menjadi satu kata atau diberi tanda hubung (-).
Klasifikasi ilmiah kembang sepatu
Kingdom : Plantae |