Alat Indera

by -3308 Views
by
Sumber: livescience.com
Hosting Unlimited Indonesia

Indra merupakan organ yang mempunyai reseptor khusus untuk menerima rangsangan. Alat indra bertugas untuk mengenal lingkungan dan memberi respons terhadap segala rangsangan yang terjadi terhadap tubuh.

Tubuh manusia mempunyai lima indra yang di kenal dengan pancaindra dan kinestesis. Kinestesis adalah proprioseptor, yaitu indra yang terdapat di dalam otot, urat otot, jaringan ikat sendi, dan sendi.

Macam-macam indra pada manusia adalah sebagai berikut :

Indra Penglihatan (Mata)

Mata adalah indra penglihatan (fotoreseptor) yang paling peka terhadap rangsangan cahaya. Mata manusia secara keseuruhan berbentuk seperti bola sehingga sering di sebut bola mata.

Bola mata terdiri atas tiga lapis, yaitu :

a. Lapisan Luar (Sklera)

Sklera berwarna putih dan merupakan lapisan yang kuat. Bagian depan bening (transparan) di sebut kornea . Kornea tidak mengandung pembuluh darah , akan tetapi banyak mengandung serabut saraf . Kornea berfungsi untuk memfokuskan bayangan objek pada retina . Bagian kornea di lindungi oleh selaput transparan yang di sebut konjungtiva .

b. Lapisan Tengah (Koroid)

Koroid berfungsi sebagai penyedia makanan bagi bagian-bagian dari mata. Berdasarkan fungsinya tersebut, maka koroid banyak mengandung pembuluh darah kecuali bagian depan. Bagian depan koroid memiliki lapisan berpigmen yang di sebut iris. Adanya iris menyebabkan terjadinya perbedaan warna mata seperti hitam, cokelat, biru, dan sebagainya.

Pada bagian tengah iris terdapat satu celah yang di sebut pupil. Ukuran pupil dapat berubah secara refleks yang di kendalikan oleh otot-otot melingkar dalam iris. Perubahan iris berkaitan dengan intensitas cahaya. Apabila cahaya sangat terang pupil akan mengecil atau mengalami kontraksi. Sedangkan apabila cahaya redup, pupil akan melebar atau mengalami diletasi.

c. Lapisan Terdalam (Retina atau Selaput Jala)

Merupakan neuroepitelium yaitu epitelium yang berfungsi sebagai reseptor serta ganglia dan serabut saraf. Bagian retina yang peka cahaya di kenal sebagai fovea atau bintik kuning, sedangkan bagian retina yang tidak peka cahaya di sebut bintik buta.

Retina terdiri dari berjuta-juta reseptor cahaya. Bagian retina yang paling banyak mengandung ujung saraf penerima rangsangan sinar (fotoreseptor) adalah bagian retina yang terletak di sumbu mata.

Sel-sel fotoreseptor di bedakan menjadi dua, yaitu ; sel batang yang peka terhadap rangsangan cahaya redup (remang-remang), dan sel kerucut yang peka terhadap rangsangan cahaya yang terang.

Sel batang mengandung pigmen rodopsin , yaitu senyawa antara vitamin A dan suatu protein. Sedangkan sel kerucut banyak mengandung iodopsin, yaitu senyawa antara retinin dan opsin. Sel kerucut di bedakan menjadi tiga macam yaitu sel kerucut yang peka terhadap warna biru, sel kerucut yang peka terhadap warna hijau, dan sel kerucut yang peka terhadap warna merah.

Di dalam bola mata terdapat alat-alat mata yaitu lensa mata, aqueus humor, dan vitreus humor.

  • Lensa mata. Lensa mata berbentuk bikonkaf, sehingga bersifat mengumpulkan cahaya, terletak tepat di belakang pupil. Lensa mata terikat oleh otot-otot siliaris. Apabila otot-otot siliaris ini berkontraksi, maka ukuran lensa mata akan berubah. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan lensa mata untuk memipih (mengecil) atau mencembung (membesar)
  • Aqueus Humor. Aqueus Humor adalah cairan yang mengisi rongga mata antara kornea dan lensa mata . Cairan ini membantu mata menjaga bentuknya .
  • Vitreus Humor. Vitreus humor adalah cairan kental yang terdapat di belakang lensa mata . Cairan kental ini berfungsi untuk membantu menjaga bentuk mata .

Mata dilindungi oleh alat pelindung bola mata dan di gerakkan oleh otot penggerak bola mata. Pelindung bola mata terdiri atas alis mata, rambut mata, kelopak mata, dan kelenjar air mata. Sedangkan otot penggerak bola mata terdiri atas rectus superior, rectur intferior, rectus eksterior, obligus superior, dan obligus superior, dan obligus intefor.

Gangguan penglihatan terjadi apabila sinar yang datang tidak jatuh tepat pada bintik kuning. Gangguan tersebut antara lain mata hipermetrop, mata miopi, mata presbiopi, mata astigmatisme, hemeralopi, dan buta warna.

Mekanisme melihat benda adalah sebagai berikut cahaya yang masuk ke dalam mata secara berturut-turut akan melalui kornea , aqueus humor, pupil, lensa mata, vitreus humor, dan akhirnya sampai pada fotoreseptor yang ada di retina.

Apabila rangsangan cahaya sudah mengenai fotoreseptor maka implus saraf akan menuju ganglia yang terdapat pada retina bagian depan. Kemudian implus saraf meneruskannya ke serabut-serabut saraf yang jumlahnya sangat banyak, dan akhirnya sampai ke saraf optik. Dari bagian belakang setiap bola mata , saraf optik berlanjut ke lobi osipetal. Implus dari mata kanan di teruskan ke lobi osipetal kiri dan implus dari mata kiri di teruskan ke lobi osipetal kanan. Pada kedua lobi tersebut implus diinterprestasikan. Cahaya dari sebuah benda yang masuk ke dalam mata membentuk bayangan kecil yang terbalik pada retina.

Indra Pendengaran (Telinga)

Telinga berfungsi sebagai indra pendengaran . Di dalam telinga terdapat reseptor pendengaran (fonoreseptor) dan keseimbangan.

Telinga dapat di bagi menjadi tiga bagian, yaitu :

  1. Telinga luar, terdiri atas daun telinga (pinna) dan saluran telinga yang di dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen.
  2. Telinga tengah, terdiri atas :
  3. Selaput pendengar (membara timpani)
  4. Tulang-tulang pendengaran, terdiri atas tulang martil (maleus) tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes).
  5. Pembuluh Eustachius (saluran penghubung antara ruang telinga dan rongga faring.
  6. Telinga dalam, terdiri atas
  7. Rumah siput (koklea) yang di dalamnya terdapat alat pendengaran di sebut organ korti.
  8. Alat keseimbangan, terdiri atas saluran setengah lingkaran (canalis semisircularis) dan ampulla yang di dalamnya terdapat saculus dan utriculus.

Suara dari luar dapat sampai pada organ korti melalui berbagai proses, yaitu penghantaran suara dan penghantaran tulang. Adapun proses mendengar adalah sebagai berikut: getaran suara => saluran pendengaran => membran timpani => martil => landasan => sanggurdi => tingkat bulat => cairan pada koklea bergetar => ujung saraf => otak => timbul persepsi suara.

Bentuk gangguan pendengaran adalah tuli (tuli konduksi dan tuli saraf) dan kurang pendengaran. Tuli konduksi adalah ketulian yang di sebabkan oleh gangguan pada penghantaran getaran suara, sedangkan tuli saraf adalah gangguan pendengaran karena kerusakan saraf auditori atau saraf pendengaran.

Indra Pembau (Hidung)

Hidung adalah indra yng mampu menerima rangsangan zat yang berbentuk gas atau oflaksi. Hidung terdiri atas hidung luar dan rongga hidung. Pada rongga hidung terdapat tiga lapisan yang di pisahkan oleh tulang, rongga atas berisi ujung-ujung cabang saraf dari saraf krania, yaitu saraf olfaktori (saraf pembau).

Saraf olfaktori peka terhadap rangsangan kimia berupa gas. Zat-zat kimia berupa gas masuk ke dalam rongga hidung pada saat kita menghirup udara (bernapas). Di dalam rongga hidung zat-zat kimia tersebut larut di dalam lendir dan merangsang ujung saraf. Kemudian implus di teruskan ke pusat saraf (otak) melalui serabut saraf pembau. Di dalam otak, implus tersebut di tarjemahkan menjadi suatu bau . Hidung yang terlatih mampu membedakan lebih dari 10.000 macam bau-bauan.

Indra Pengecap (Lidah)

Lidah merupakan indra pengecap yang peka terhadap rangsangan rasa berupa larutan Indra pengecap manusia hanya mampu mengecap empat cita rasa, yaitu rasa manis, asin, asam, dan pahit.

Pada lidah terdapat tonjolan-tonjolan (papila) yang di dalamnya terdapat kuncup pengecap. Kuncup pengecap adalah kumpulan ujung saraf pengecap yang peka terhadap rangsangan rasa. Papila terdapat di permukaan lidah sebelas atas.

Lidah mempunyai tiga macam papila, yaitu papila berbentuk benang (papila filiformis) merupakan papila peraba yang menyebar di seluruh permukaan lidah , papila yang di lingkari saluran (papila sirkumalata) merupakan papila pengecap, terdapat 7 – 9 buah di dekat pangkal lidah. Papila ini tersusun dalam lengkungan berbentuk huruf  V, serta papila berbentuk martil merupakan papila pengecap yang terdapat di tepi lidah.

Ujung lidah peka terhadap rasa manis, sedangkan tepi-tepinya peka terhadap rasa asam dan asin dan bagian belakangnya peka terhadap rasa pahit. Bagian tengah lidah tidak memiliki reseptor.

Gangguan pada lidah adalah mati rasa. Mati rasa ada yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat permanen. Mati rasa yang bersifat sementara terjadi apabila kita makan atau minum yang terlalu panas atau terlalu dingin,sedangkan mati rasa yang bersifat permanen terjadi karena rusaknya jaringan saraf yang berhubungan dengan indra pengecap di otak karena si penderita mengalami trauma pada bagian tertentu di otak.

Pada umumnya sensasi rasa dari indra pengecap memiliki keterkaitan dengan sensasi aroma dari indra pembau. Misalnya ketika kita sedang menderita flu berat, maka seringkali kita tidak mampu membedakan rasa beberapa jenis makanan, apel dan kentang mentah akan terasa sama.

Indra Peraba dan Perasa (Kulit)

Kulit adalah indra peraba yang sering di sebut tangereseptor . Fungsi kulit antara lain sebagai alat peraba (sentuhan), alat pengeluaran, alat pelindung tubuh dari luar (proteksi), dan alat pengatur suhu tubuh.

Ujung saraf reseptor peraba bermacam- macam . Ujung saraf  peraba yang penting adalah sebagai berikut.

  1. Paccini , merupakan saraf perasa tekanan .
  2. Ruffini , merupakan saraf perasa panas .
  3. Meissner , merupakan saraf peraba
  4. Krausse , merupakan saraf perasa dingin
  5. Ujung saraf sekeliling akar rambut , merupakan saraf peraba .
  6. Ujung tanpa selaput , merupakan saraf perasa nyeri .

Kepekaan indra perasa pada sesorang dapat di pertajam melalui latihan khusus . Hal ini dapat di lihat pada orang-organ buta ketika mengenali huruf braile .

No More Posts Available.

No more pages to load.